Yahoo Dilirik Microsoft, Google Ketar-Ketir

Raksasa mesin pencari internet, Google, mengatakan bahwa perusahaan itu melihat penawaran Microsoft senilai US$44,6 miliar untuk membeli Yahoo sebagai hal yang 'mengkhawatirkan' dan Google ingin agar pihak regulator memeriksa tawaran itu dengan teliti.

Pada sebuah situs blog, Google mengatakan pembelian itu dengan tidak adil bisa membatasi kemampuan konsumen mengakses email Yahoo dan layanan pesan instan.

Google mengatakan Microsoft sebelumnya berusaha 'untuk mendirikan monopoli'.

Pada hari Jumat lalu (01/02), Microsoft mengajukan tawaran untuk membeli Yahoo, dan perusahaan ini mengatakan akan mempertimbangkan proposal itu.

Pejabat Microsoft, Kevin Johnson mengatakan gabungan kedua perusahaan itu akan menciptakan satu perusahaan yang bisa bersaing lebih baik dengan Google.

"Pasar hari ini [bagi situs pencari dan iklan online] semakin didominasi oleh satu pemain," katanya. Tetapi penilaian itu ditepis oleh para direktur Google.

Prinsip mendasar

"Tawaran Microsoft terhadap Yahoo tanpa diundang menimbulkan pertanyaan yang mengkhawatirkan," kata David Drummond, wakil direktur senior Google untuk pengembangan perusahaan dan pejabat senior urusan hukum.

"Ini lebih dari sekedar sebuah transaksi keuangan, satu perusahaan mengambil alih perusahaan lain. Ini tentang menjaga prinsip mendasar di internet: keterbukaan dan inovasi," katanya pada situs blog perusahaan.

Drummond mengklaim Microsoft mungkin akan berusaha untuk menyebarkan 'pengaruh tidak baik' di internet.

"Di saat inovasi untuk bersaing berkembang di internet, Microsoft sering kali berusaha untuk mendirikan monopoli - dan memperkuat dominasinya di pasar yang baru," katanya.

Regulator kompetisi Uni Eropa meluncurkan serangkaian penyelidikan terhadap Microsoft.

Sumber : http://www.KapanLagi.com/

Microsoft Berbagi Rahasia, Langkah Radikal Menghadapi Tuntutan Konsumen

Microsoft Corporation, Kamis kemarin mengatakan mereka akan berbagi rahasia tentang teknologi mereka. Kabarnya, Microsoft akan merilis lebih dari 30.000 halaman dokumentasi tentang Vista, Windows Server 2008, SQL Server 2008, Office 2007, Exchange Server 2007 dan Office Share Point Server 2007.

Langkah ini diambil karena konon banyak pengguna produk Microsoft yang mengeluhkan masalah kompatibilitas perangkat lunak non-Microsoft dengan produk Microsoft.

Steve Balmer, sang Chief Executive menyatakan Microsoft mungkin akan sedikit mengalami kerugian dengan diambilnya langkah ini. Namun kepuasan pengguna akhirnya akan pula mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.

Dengan dirilisnya informasi ini, maka para pengembang perangkat lunak lain yang selama ini mengalami kesulitan dalam membuat perangkat lunak yang benar-benar kompatibel dengan Windows dapat bernafas lebih lega. Dan akhirnya, para pengguna komputer pun akan dapat lebih mudah mengintegrasikan banyak perangkat lunak.

Walaupun banyak yang beranggapan ini cuma sebagai usaha mereka menepis tuduhan bahwa Microsoft memanfaatkan posisinya untuk menekan para kompetitor, setidaknya langkah ini membawa Microsoft selangkah lebih dekat kearah open source seperti yang sudah diambil pesaingnya Linux.

Yang jelas, saham Microsoft turun 12 sen pada bursa saham Nasdaq.

Sumber : http://www.KapanLagi.com/

Kembangkan Wimax, Pemerintah Rogoh Rp18 Miliar

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Departemen Komunikasi dan Informatika (Postel Depkominfo) menyediakan anggaran Rp18 miliar pada 2008 untuk mengembangkan industri pita lebar (broadband) Wimax di Indonesia melalui program penelitian dan pengembangan produk domestik telekomunikasi bekerja sama dengan beberapa lembaga penelitian dan perguruan tinggi.

"Tahun ini kita alokasikan Rp18 miliar. Sebanyak Rp8 miliar digunakan untuk membeli alat ukur penelitian dan software desain yang berlisensi. Dan Rp10 miliar untuk digunakan untuk operasional penelitian dan honor peneliti yang berjumlah lebih dari 150 orang," kata Direktur Standarisasi Ditjen Postel Azhar Hasyim di Kantor Ditjen Postel di Jakarta, Selasa, usai penyerahan Alat Ukur Telekomunikasi untuk mendukung program penelitian dan pengembangan produk domestik telekomunikasi Wimax.

Azhar mengatakan sebelumnya Ditjen Postel mengalokasikan Rp16 miliar yang telah digunakan Rp14 miliar pada 2006 untuk penelitian dan pengembangan teknologi Wimax.

Wimax merupakan salah satu teknologi telematika berbasis pita lebar (broadband) yang menggunakan frekuensi 2,3 MHz.

Azhar mengatakan program penelitian dan pengembangan produk domestik telekomunikasi Wimax melibatkan lembaga penelitian, beberapa perguruan tinggi dan industri telekomunikasi antara lain BPPT dan LIPI dari lembaga penelitian, sementara perguruan tinggi yaitu ITB Bandung, UI Jakarta, UGM Yogyakarta, Universitas Hasanudin Makassar dan ITS Surabaya, serta industri yaitu PT Hariff, PT INTI, PT Quasar dan PT Solusindo Kreasi Pratama (SKP).

Dia menjelaskan penelitian pengembangan perangkat sistem radio Wimax ini dibagi menjadi empat kelompok besar yang terdiri dari kurang lebih 40 peneliti, di mana kelompok pertama dengan koordinator dari ITB akan mengembangkan desain Chipset baseband dan control, kelompok kedua berkoordinator dari LIPI akan mengembangkan Radio Frekuensi dan base band, kelompok ketiga dengan koordinator dari UI akan mengembangkan antena untuk base station dan CPE dan kelompok ketiga dengan koordinator ITB akan mengembangkan terminasi.

"Kita harapkan sudah ada demo hasil penelitian pada Detiknas pada peringatan 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional bulan Mei 2008 ini, dan penelitian benar-benar selesai pada akhir 2008 atau awal 2009," kata Azhar sambil menambahkan hasil penelitian berupa produk yang berkualitas dan murah yang dapat dikembangkan oleh industri dalam negeri sehingga menjadi produk pilihan operator telekomunikasi.

Pada tahap awal, industri dalam negeri akan mengembangkan perangkat system radio Wimax dengan menggunakan chipset produk asing dan tahun ini produk ini sudah dapat dioperasikan, kemudian industri dalam negeri akan mengembangkan perangkat system radio Wimax dengan chipset produksi Indonesia yang dikembangkan melalui penelitian.

Azhar mengatakan produk lokal telekomunikasi ini perlu dikembangkan di Indonesia karena data menunjukkan perkembangan infrastruktur telekomunikasi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dengan belanja modal sekitar Rp40 triliun pada kurun waktu 2004-2005 dan jumlah ini semakin meningkatkan dari tahun ke tahun.

Dari total belanja total belanja infrastruktur telekomunikasi nasional tersebut, kontribusi industri manufaktur nasional hanya tiga persen, dan dari jumlah tiga persen tersebut, yang merupakan produk asli nasional hanya berkisar di angka 0,1%-0,7% atau Rp1,2 miliar sampai Rp8,4 miliar.

Sedangkan Dirjen Postel Dirjen Postel Depkominfo Basuki Yusuf Iskandar dalam kesempatan tersebut juga mengatakan Ditjen Postel telah mengeluarkan kebijakan untuk mendorong pengembangan industri manufaktur telekomunikasi, misalnya pelindungan pasar terhadap produk lokal yaitu dengan mempersyaratkan kandungan lokal yang harus dipenuhi oleh penyelenggara telekomunikasi pada saat membangun infrastruktur.

Peraturan tersebut telah diterapkan pada saat pemberian izin 3G yang mewajibkan sebesar 35% belanja modal (Capex) dan 50% belanja operasional (Opex) dari pengeluaran operator telekomunikasi menggunakan kandungan lokal.

Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk mengembangkan industri komponen telekomunikasi dalam negeri yang pada awalnya dengan dukungan terhadap program penelitian dan pengembangan produk domestik telekomunikasi.

"Postel punya program dukungan penelitian sebagai komitmen dari pemerintah untuk mengembangkan Wimax. Ini kesempatan untuk mulai membangkitkan industri telekomunikasi Indonesia. Saya yakin teknologi ini punya prospek untuk Indonesia," tambah Basuki.

Sumber : http://www.KapanLagi.com/

Xeon X 5365, Pilihan Pas Efisiensi Daya

Meneruskan tujuannya dalam mengeluarkan prosesor quad-core untuk server dan produk-produk lainnya lebih awal dari jadwal, Intel Corporation meluncurkan dua prosesor quad-core Intel Xeon. Prosesor-prosesor terbaru ini akan menampilkan kombinasi kinerja dan efisiensi daya yang luar biasa, seiring dengan strategi harga untuk membawa industri enterprise ke sistem multi-core. Prosesor Intel Xeon X5365 dan L5335 juga memiliki kemampuan virtualisasi terbaru.

Dirancang untuk perusahaan-perusahaan yang menjalankan aplikasi-aplikasi server dan workstation penting, prosesor Intel Xeon X5365 merupakan prosesor pertama di industri yang memiliki prosesor quad-core 3.0GHz dan mampu bekerja dengan paket daya standar 120 watt. Prosesor X5365 juga memiliki front-side bus (FSB) dengan kecepatan 1333MHz.

Dengan kemampuan penyerapan energi yang dimiliki oleh prosesor Intel Xeon L5335, Intel mengantarkan prosesor quad-core dengan performa lebih tinggi serta dirancang untuk server yang memerlukan ruang optimal dan konsumsi daya lebih hemat. Prosesor ini mencakup clock speed 2.0 GHz dan FSB 1333MHz dalam paket daya sebesar 50 watt.

"Intel terus berinovasi untuk mampu menjadi pemimpin dalam industri multi-core dengan menyediakan pilihan produk-produk quad-core bagi mereka yang menginginkan kinerja terbaik, konsumsi daya lebih sedikit, dan berbagai keuntungan lainnya," kata Kirk Skaugen, Vice President Intel Digital Enterprise Group dan General Manager Server Platform Group, Kamis (23/08).

"Hukum Moore, desain silikon Intel, proses teknologi dan Core Microarchitecture membantu kami dalam memberikan nilai tambah bagi pengguna dengan memberikan jenjang harga prosesor Xeon dual-core terhadap clock frequency yang lebih sesuai dengan adopsi pasar terhadap quad-core."

Prosesor-prosesor ini sesuai untuk menjalankan aplikasi desain secara terus menerus dan transaksi analisis, meningkatkan kinerja rendering dan mengatur analisis industri secara lebih cepat seperti pelayanan finansial. Kedua prosesor dapat dipindahkan secara mudah dan cocok dengan platform server Intel lainnya yang sudah ada.

Kemampuan Tambahan

Intel juga menambahkan kemampuan teknologi tinggi ke dalam prosesor Intel Xeon X5365 dan L5335 untuk mempermudah virtualisasi dan lebih meningkatkan efisiensi daya. Sebagai tambahan mengenai Intel Virtualization Technology, yang meningkatkan penghematan solusi virtualisasi dan mampu memperoleh dukungan sistem operasi 64-bit, prosesor ini juga menampilkan prosesor lanjutan Virtualization Technology untuk penanganan gangguan yang telah diperbaiki dalam virtualisasi 32-bit dan sistem operasi Microsoft Windows.

Sebagai bagian dari usaha Intel untuk memastikan bahwa para pembuat sistem memperoleh konsumsi daya yang efisien, serta para pengguna dapat terus mengatur konsumsi energi, prosesor-prosesor ini dilengkapi dengan sistem baru - transparant energy smart technology yang mengurangi konsumsi daya sampai dengan 50 persen.

Sumber : http://www.KapanLagi.com/

'Intel Centrino Pro' - 'Centrino Duo' Tingkatkan Kinerja Laptop

Intel Corp, produsen prosesor ternama di dunia, kembali meluncurkan produk terbarunya, Centrino Pro dan Centrino Duo, yang menjanjikan banyak kelebihan dibanding produk sebelumnya.

Dalam acara peluncuran kedua produk itu di Jakarta, Kamis (10/5), Country Manager Intel Indonesia, Budi Wahyu Jati, mengatakan, banyak keunggulan yang ditawarkan dari dua prosesor baru yang memang dirancang untuk semakin meningkatkan kinerja laptop. Bahkan dengan intel centrino duo, pengguna bisa menyatukan seluruh fitur dari sistem hiburan rumah baik berupa film, foto, musik hingga game ke dalam sebuah PC notebook.

Untuk para gamers, prosesor ini bisa meningkatkan kinerja hingga dua kali lipat dibanding notebook yang menggunkan intel centrino generasi sebelumnya.

Kelebihan lain yang ditawarkan adalah kemampuan wireless-nya yang mampu mengirimkan data lima kali lebih cepat berkat dukungan teknologi prosesor intel centrino dengan Next-Gen Wireless-N yang mendukung draft 802.11n dan juga standar nirkabel 802.11a/b/g.

Teknologi ini pun juga semakin memperluas jangkauan nirkabel-nya dua kali lebih luas. Ini berarti penerimaan nirkabel yang lebih baik untuk bandwidth yang lebih besar dengan jarak yang lebih luas.

Sementara bagi pecinta film, kemampuan intel centrino duo ini akan semakin memanjakan pengguna dengan kelebihannya untuk menampilkan video yang lebih jelas dan tajam berkat teknologi 'intel clear video'.

"Penonton bisa menikmati pemutaran video definisi tinggi yang lebih mulus, kualitas gambar yang lebih tajam dan kendali warna yang bisa diatur," katanya.

Kelebihan lain yang ditawarkan adalah kemampuannya untuk semakin memperpanjang umur batere hingga bisa mencapai lima jam.

Sedangkan untuk intel centrino pro, Budi menjanjikan teknologi prosesor ini akan menghantarkan keamanan dalam bentuk hardware dan kemampuan manajemen yang lebih ditingkatkan, sekaligus mengantarkan kinerja dan mobilitas luar biasa bagi perusahaan.

Perusahaan bisa menghemat biaya manajemen teknologi informasi (TI) dan secara signifikan meningkatkan efisiensinya.

Sumber : http://www.KapanLagi.com/

Sony Perkenalkan Proyektor Jenis Baru

Setelah lebih dari satu dekade banyak dibicarakan, gedung bisokop dan studio akhirnya memutar film dengan menggunakan proyektor digital. Dan alat canggih ini memiliki keunggulan menampilkan gambar lebih tajam, lebih terang tanpa gangguan gambar pecah, suara letupan atau putaran yang mendesis. Minggu ini, Sony Electronics akan meluncurkann proyektor yang menjawab masalah ketajaman gambar di bawah standar di era sinema digital.

Studio-studio film, tahun lalu sepakat untuk mendapatkan teknologi standar dalam dunia sinematografi, yang membolehkan komponen-komponen dari berbagai pabrik berbeda melakukan pertukaran. Komponen-komponen tersebut termasuk proyektor itu sendiri, dan komputer untuk menghantarkan film serta suara, sofware yang membuat ringkas digital ukuran besar dan dilengkapi sistem keamanan untuk mencegah pembajakan.

Para pemilik studio dapat menghemat jutaan dollar setiap tahun dengan menggunakan versi digital di gedung bioskop mereka. Sebaliknya dengan pita film, seperti yang digunakan sebelumnya, memiliki resiko mudah tergores dan kotor serta hanya bertahan dalam beberapa minggu dan harus diganti.

Pada awalnya dua grup finansial bersedia untuk memasang proyektor dengan resolusi '2K', atau sekitar dua juat pixel (titik-titik cahaya yang akan menyatukan gambar digital), di gedung bisokop milik mereka. Keutungan utama dari proyektor '2K' ini, antara lain: lebih stabil, gambar yang tetap, walau sebagai imbal-baliknya, warnanya seringkali tidak sedalam dan sekaya yang dihasilkan oleh film.

Akhir minggu ini, Sony akan mulai melakukan tes pada jenis proyektor baru produksinya, '4K', yang mampu menampilkan gambar dengan 8 pixel secara horizontal. Perusahaan ini juga telah memasang satu proyektor di sebuah gedung bisokop Los Angles, yang akan menayangkan film produksi Sony Picture, THE DA VINCI CODE dalam minggu-minggu ini. Sony juga menjalin kerjasama dengan badan National CineMedia, gabungan dari AMC Entertainment Inc., Cinemark USA Inc. dan Regal Entertainment Group, bulan depan akan memasang proyektor baru tersebut di dua gedung bisokop mereka.

Film, juga dapat didistribusikan dalam beberapa cara lain. Dalam uji coba baru-baru ini, proyektor produksi Sony dapat menayangkan film dengan media komputer. Film juga dapat di sorotkan di terater lewat satelit atu dikirim lewat kabel fiber-optic, seperti dalam kasus percobaan di Jepang yang diselenggarakan Warner Bros. dan Sony Pictures.

Poyektor 4K ini menjanjikan tampilan lebih kaya warna dan kekontrasan yang lebih baik, serta dapat memberikan kepuasan bagi para penonton film di bioskop. Akan tetapi, perbedaan besarnya akan terlihat bagi penonton yang menyakiskan paling dekat dengan layar film, dimana dapat terlihat jelas ketajaman gambar tanpa mendapat gangguan pixel individual, seperti biasa terjadi pada teater dengan proyektor '2K.'

Baru-baru ini, Sony juga melakukan uji coba dengan film klasik tahun 1965, THE SOUND OF MUSIC. Ditayangkan dengan menggunakan proyektor 4K, terlihat jelas tampilan dari dua rambut yang melekat di kepala si bintang, Julia Andwers dan dapat dilihat pula dengan jelas detail gelombang dari pakaian yang dikenakannya.

Penambahan kualitas ini tentunya jadi daya tarik tersendiri bagi para pemilik gedung bisokop, yang mencari-cari cara untuk membuat bisnis tontonan ini laku keras, apalagi saat media home theater kian canggih saja.

Saat ini, proyektor digital sendiri sudah terpasang di sekitar 500 gedung bisokop di AS. Proyektor sistem digital biasa kini harganya mencapai US$ 100.000, dan 4K akan dipasaran dengan harga yang lebih tinggi.


Sumber : http://www.KapanLagi.com/

NASA Kembangkan Robot Bedah Mini

Seiring perkembangan medis dan teknologi, para dokter dan ilmuwan dari University of Washington telah menciptakan sebuah robot mini yang bisa dikendalikan melalui remote control, untuk melakukan operasi pembedahan. Namun, sebelum bisa digunakan untuk kepentingan umum, robot ini akan melakukan tes yang dilakukan pada Mei mendatang, di suatu tampat yang telah dibangun oleh NASA, dengan gravitasi nol.

Robot portable, yang bisa dikontrol melalui internet oleh orang yang akan melakukan pembedahan bahkan dengan jarak jauh sekalipun ini, dibuat atas pendanaan dari Departemen Pertahanan Amerika. Sebenarnya, pengadaan robot ini dikhususkan untuk membantu para tentara yang sedang berada di medan perang, untuk melengkapi peralatan bedah yang berada di dalam jangkauan akses internet. Dan bisa juga digunakan untuk membantu pada astronot yang sedang sakit kala berada di luar angkasa.

Ada beberapa perbedaan antara robot bedah yang didemonstrasikan di University of Washington pada Rabu (18/4) lalu, dengan robot lain yang pernah ada sebelumnya, kata Profesor Blake Hannaford, wakil direktur dari laboratorium biorobotic University of Washington.

Menurutnya, robot bedah mini ini jauh lebih ringan dari yang ada sebelumnya, yakni hanya 50 pon, dan dapat digantikan dan di perbaiki oleh orang non-mekanik melalui remote control. Sedangkan robot yang sudah ada di rumah sakit pada umumnya, tidak berbentuk portable dan lebih gampang rusak dan tidak bisa diperbaiki. Selain itu, robot itu juga tidak bisa dikontrol dari jarah yang cukup jauh.

Saat robot bedah yang namakan Raven berada di laboratorium bawah laut Aquarius, di perairan Florida, tangan robot bisa memegang peralatan bedah dan melakukan operasi sebagaimana di kontrol oleh dokter-dokter yang hanya duduk di depan komputer di Seattle. Robot tersebut mampu untuk menggerakan tangan-tangan besinya.

Dokter hanya perlu monitor untuk mengoperasikan robot bedah mini

Eksperimen itu yang melibatkan tumpahan karet yang disimulasikan sebagai darah itu, juga terbukti merupakan cara efektif untuk dimanfaatkan sebagai alat tes kemampuan untuk memilih calon-calon dokter selanjutnya.

Mitchell Lum, seorang asisten peneliti dan kandidat Ph.D. alat elektrik, mengatakan bahwa waktu yang sangat berharga lebih bisa dimanfaatkan - antara instruksi pembedahan secara digital dan pergerakan tangan robot - seharusnya menjadi tantangan dari eksperimen tersebut.

"Kami pikir mereka membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah itu, tapi kami tetap berpikir bahwa semua itu bisa terpecahkan," ujarnya.

Pada gravitasi nol, keduanya, robot dan pasien akan lambat bergerak dan bisa dihentikan, dan dokter harus mencari jalan untuk membedakan organ dan pergerakan darah tanpa grafitasi.

Para peneliti juga menambahkan, dengan eksperimen bawah air, dapat menunjukan bahwa robot bisa dibongkar kapan saja, di ganti dan diperbaiki oleh orang yang bukan mekanik sekalipun, di lingkungan grafitasi nol

Sumber : http://www.KapanLagi.com/

NASA Kembangkan Robot Bedah Mini

Seiring perkembangan medis dan teknologi, para dokter dan ilmuwan dari University of Washington telah menciptakan sebuah robot mini yang bisa dikendalikan melalui remote control, untuk melakukan operasi pembedahan. Namun, sebelum bisa digunakan untuk kepentingan umum, robot ini akan melakukan tes yang dilakukan pada Mei mendatang, di suatu tampat yang telah dibangun oleh NASA, dengan gravitasi nol.

Robot portable, yang bisa dikontrol melalui internet oleh orang yang akan melakukan pembedahan bahkan dengan jarak jauh sekalipun ini, dibuat atas pendanaan dari Departemen Pertahanan Amerika. Sebenarnya, pengadaan robot ini dikhususkan untuk membantu para tentara yang sedang berada di medan perang, untuk melengkapi peralatan bedah yang berada di dalam jangkauan akses internet. Dan bisa juga digunakan untuk membantu pada astronot yang sedang sakit kala berada di luar angkasa.

Ada beberapa perbedaan antara robot bedah yang didemonstrasikan di University of Washington pada Rabu (18/4) lalu, dengan robot lain yang pernah ada sebelumnya, kata Profesor Blake Hannaford, wakil direktur dari laboratorium biorobotic University of Washington.

Menurutnya, robot bedah mini ini jauh lebih ringan dari yang ada sebelumnya, yakni hanya 50 pon, dan dapat digantikan dan di perbaiki oleh orang non-mekanik melalui remote control. Sedangkan robot yang sudah ada di rumah sakit pada umumnya, tidak berbentuk portable dan lebih gampang rusak dan tidak bisa diperbaiki. Selain itu, robot itu juga tidak bisa dikontrol dari jarah yang cukup jauh.

Saat robot bedah yang namakan Raven berada di laboratorium bawah laut Aquarius, di perairan Florida, tangan robot bisa memegang peralatan bedah dan melakukan operasi sebagaimana di kontrol oleh dokter-dokter yang hanya duduk di depan komputer di Seattle. Robot tersebut mampu untuk menggerakan tangan-tangan besinya.

Dokter hanya perlu monitor untuk mengoperasikan robot bedah mini

Eksperimen itu yang melibatkan tumpahan karet yang disimulasikan sebagai darah itu, juga terbukti merupakan cara efektif untuk dimanfaatkan sebagai alat tes kemampuan untuk memilih calon-calon dokter selanjutnya.

Mitchell Lum, seorang asisten peneliti dan kandidat Ph.D. alat elektrik, mengatakan bahwa waktu yang sangat berharga lebih bisa dimanfaatkan - antara instruksi pembedahan secara digital dan pergerakan tangan robot - seharusnya menjadi tantangan dari eksperimen tersebut.

"Kami pikir mereka membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah itu, tapi kami tetap berpikir bahwa semua itu bisa terpecahkan," ujarnya.

Pada gravitasi nol, keduanya, robot dan pasien akan lambat bergerak dan bisa dihentikan, dan dokter harus mencari jalan untuk membedakan organ dan pergerakan darah tanpa grafitasi.

Para peneliti juga menambahkan, dengan eksperimen bawah air, dapat menunjukan bahwa robot bisa dibongkar kapan saja, di ganti dan diperbaiki oleh orang yang bukan mekanik sekalipun, di lingkungan grafitasi nol

Sumber : http://www.KapanLagi.com/

Perpustakaan Digital HAKI Permudah Akses Informasi

Membaca adalah dasar dari semua pengetahuan. Dengan membaca kita jadi tahu segala hal. Dan untuk merangsang pertumbuhan membaca di Indonesia, Menteri Hukum dan HAM, Hamid Awaludin di Jakarta, Rabu (7/2) lalu, meresmikan beroperasinya Perpustakaan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dengan sistem Digital (Intelectual Property Digital Library - IPLD). Perpustakaan berbasis digital itu sistemnya dibangun dengan bantuan pembiayaan dari pemerintah Jepang, serta biaya dari anggaran APBN.

"Dengan adanya perpustakaan berbasis digital tersebut akan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi mengenai Hak Atas Kekayaan Intelektual," ujar Hamid saat meresmikan.

Dengan memanfaatkan sistem Teknologi Informasi tersebut diharapkan akan mengefisienkan waktu dan mengefektifkan proses memperoleh data yang diperlukan di bidang HAKI. Dengan demikian tidak perlu lagi ada perpustakaan buku yang bertumpuk tumpuk.

Hamid menambahkan dalam kehidupan masyarakat modern tidak bisa dilepaskan dari teknologi, oleh karena itulah untuk membangun sistem HAKI di tanah air salah satu upaya yang ditempuh adalah membangun instrumen yang berbasis teknologi itu. Salah satu bentuknya adalah membangun Perpustakaan Digital Kekayaan Intelektual ini.

Dia mengatakan, mudah mudahan dengan beroperasinya di enam Kantor Wilayah yang dibiayai pemerintah Jepang dan enam wilayah yang dibiayai oleh Pemerintah Indonesia setelah itu baru merambah ke Propinsi lain.

Penentuan 12 Propinsi dari 33 Propinsi di Indonesia itu atas pertimbangan permintaan atau tingginya permohonan di bidang HAKI dari wilayah tersebut. Pembangunan IPDL merupakan bagian dari pembangunan instrumen teknologi informasi dan komunikasi.

Hamid mengatakan perpustakaan digital itu dibawa ke daerah agar Kanwil juga bisa mengakses data tersebut sekaligus sebagai bahan untuk memberikan putusan diberi tidaknya pemohon hak atas kekayaan intelektual itu.

Hal senada dikemukakan Dirjen Hak atas Kekayaan Intelektual, Prof Dr Abdul Bari Azed, yang mengatakan bahwa IPDL ini merupakan bagian rencana strategi Ditjen HAKI untuk membangun sistem HAKI dengan dukungan teknologi informasi. Azed mengatakan dalam melaksanakan rencana strategi di bidang TI dan Komunikasi bahwa sebagian besar otomatisasi administrasi permohonan dan pendaftaran HKI telah dapat dimplementasikan dengan baik mulai dari proses pendaftaran hingga publikasinya.

Dia mengatakan, adanya berbagai pengembangan yang dilakukan dalam sistem HAKI di tanah air itu semata mata untuk memberikan kemudahan akses bagi msyarakat di era yang serba terbuka ini. Menurut data di Ditjen HAKI, Perpustakaan Digital Kekayaan Intelektual (IPDL) yang diresmikan beroperasinya pada Rabu (7/2) saat ini dalam data basenya memuat data mengenai permohonan HAKI yang telah dipublikasikan baik itu hak paten, merek, hak cipta maupun desain industri.

Jumlah data yang kini termuat dalam IPDL itu adalah 50 ribu dokumen paten, 300 ribu dokumen merek, 25 ribu dokumen desain industri dan sekitar 32 ribu dokumen hak Cipta. Jumlah data tersebut akan terus bertambah setiap hari dari waktu ke waktu seiring dengan meningkatnya permohonan hak ke Ditjen HAKI.

Fasilitas IPDL itu dapat diakses melalui situs http://ipdl.dgip.go.id

Menurut Hamid Awaludin, sistem HAKI perlu mendapatkan perhatian yang serius karena dalam pergerakan ekonomi seluruh bangsa maka makin modern negara itu ekonominya bergerak bukan lagi dengan pertukaran barter tetapi ditentukan sektor jasa atau sektor karya.

Sumber : http://www.KapanLagi.com/

AOL Luncurkan Software Sistem Pengamanan Komputer

AOL meluncurkan software gratis yang secara otomatis akan memeriksa apakah komputer telah menggunakan sistem pengamanan terbaru. Software Active Security Monitor ini merupakan bagian ekspansi pelayanan keamanan dari AOL untuk aplikasi komputer berbasis Windows Anda.

Perusahaan ini diharapkan segera meluncurkan pengamanan lengkap, berkompetisi dengan produk-produk dari Microsoft Corp., Symantec Corp., McAfee Inc. dan yang lainnya. Aplikasi ini, yang diluncurkan hari Kamis, secara otomatis akan memeriksa keberadaan sistem keamanan berbasis windows Anda, seperti firewall, anti virus dan ant-spyware dan sekaligus memastikan apakah program tersebut up to date, selain itu juga akan menunjukan apabila sistem Internet Explorer Anda belum dikonfigurasi secara optimal.

"Kebanyakan orang tidak memiliki pengamanan yang memadai dan, yang lebih buruk, mereka tidak menyadari betapa rawannya itu," ujar John McKinley, presiden Layanan Digital AOL dalam pernyataannya.

AOL terintegrasi dengan Windows Security Center dari Microsoft dalam beberapa bagian, termasuk memeriksa network setting, mencari file yang berbahaya dan menghasilkan nilai keamanan secara menyeluruh. Program ini akan mengidentifikasi area individual yang memerlukan perhatian, tapi tidak akan meng-update secara otomatis dalam program keamanan bagi Anda.

AOL, yang merupakan unit dari Time Warner Inc., juga bekerja secara internal mengembangkan tool third-party security bagi pengguna internet, semacam free produk yang kini ditawarkan dengan pendaftaran berbayar. AOL tidak bersedia menyebutkan harga dan detailnya, sebelum pengumuman resmi dari tes 'beta' dalam beberapa minggu mendatang.


Sumber : http://www.KapanLagi.com/

Logika Ilmiah Lawan Logika Spanduk

Oleh S. SAHALA TUA SARAGIH

"DISKUSI PLTSa Berlangsung Ricuh. Prof. Otto Dihujani Interupsi Anggota Dewan." Demikian judul kepala berita Pikiran Rakyat (Rabu, 19-12-2007).

Dalam berita itu wartawan "PR" melaporkan kericuhan pada diskusi tentang Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang digelar oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung di sebuah hotel mewah di Bandung. Penyelenggara menghadirkan empat ilmuwan senior sebagai pembicara, yakni Prof. Dr. Otto Soemarwoto dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Dr. Enry Damanhuri dan Dr. Deni Zulkaidi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), serta Dr. Asep Warlan Yusuf dari Fakultas Hukum Universitas Parahyangan (Unpar).

Sang peyelenggara (baca: DPRD Kota Bandung) akhirnya secara paksa menghentikan diskusi itu karena para pembicara dianggap tidak mengetahui PLTSa hasil kajian Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) ITB. Dalam berita itu dilukiskan betapa kecewanya para ilmuwan senior tersebut karena ulah para anggota DPRD itu.

Tampaknya, keempat ilmuwan senior itu telah menjadi korban konflik internal DPRD Kota Bandung. Sang penyelenggara diskusi tersebut bukan untuk menyimak dengan seksama berbagai pendapat para pembicara, yang niscaya didukung oleh argumentasi ilmiah yang sangat kuat, melainkan untuk "bunuh-bunuhan" sesama pemimpin dan anggota DPRD. Sungguh kasihan dan tak manusiawi, para ilmuwan terhormat tersebut dijadikan tumbal dalam "perang" antarfraksi DPRD Kota Bandung.

Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk menyerahkan pengelolaan sampah di kota ini kepada PT Bandung Raya Indah Lestari (BRIL) menimbulkan kontroversi. Menurut hasil kajian LPM ITB, "lautan" sampah kota Bandung dapat diolah oleh PT BRIL di daerah Gedebage menjadi energi listrik. Hal ini ternyata menimbulkan reaksi pro-kontra dari berbagai pihak, termasuk masyarakat yang berdomisili di daerah Gedebage yang sering jadi langganan banjir itu.

Dalam diskusi yang berakhir kacau itu, entah mengapa DPRD Kota Bandung tak menghadirkan tim LPM ITB, yang selama ini dengan rasa percaya diri tinggi selalu siap "ditantang" oleh siapa pun, termasuk para pakar lingkungan dari ITB. Entah mengapa, dalam diskusi itu tak ditampilkan pula juru bicara Pemkot Bandung, Direksi PT BRIL, Direksi PD Kebersihan Bandung, dan wakil rakyat Bandung, terutama warga masyarakat Gedebage yang menolak PLTSa.

Pertanyaan kritis

Kita tak hendak terlibat dalam kontroversi projek PLTSa berbiaya investasi Rp 360 miliar itu. Hal yang sangat penting dan menarik untuk kita kaji kini adalah pertolakbelakangan logika ilmiah para ilmuwan yang menjadi pembicara dalam diskusi tersebut dengan logika pragmatis yang diterapkan Pemkot Bandung di luar forum itu.

Keempat ilmuwan itu, terutama Pak Otto, mempertanyakan besarnya biaya yang harus dibayar oleh Pemkot Bandung melalui PD Kebersihan kepada PT BRIL. Biaya yang besar itu pastilah diperoleh dari retribusi bulanan yang wajib dibayar warga kota Bandung yang menghasilkan sampah. Bila projek PLTSa itu jadi dilaksanakan, maka PD Kebersihan harus membayar Rp 285.000,00 per ton sampah kepada PT BRIL. Padahal, di Jakarta tarifnya hanya Rp 70.000,00 per ton sampah.

Ada sembilan pokok pikiran dan pertanyaan skeptis dan kritis Pak Otto, yang tentu saja berlandaskan logika ilmiah, yang di-sampaikannya dalam diskusi itu. Pertama, dengan tarif Rp 285.000,00 per ton sampah, maka tiap tahun PD Kebersihan harus membayar lebih Rp 51 miliar kepada PT BRIL. Padahal, sampah yang dengan susah payah dikumpulkan dan diantarkan oleh PD Kebersihan ke Gedebage itu dimanfaatkan oleh PT BRIL sebagai pasokan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga listrik. PD Kebersihan harus memasok 500 ton sampah tiap hari kepada PT BRIL sebagai bahan bakar PLTSa-nya.

Menurut logika Pemkot Bandung dan sang pengusaha (operator), PD Kebersihan membeli jasa dari PT BRIL untuk pemusnahan sampah. Padahal, menurut logika ilmiah Pak Otto, dalam konsep mutakhir di bidang ekologi industri tidak dikenal limbah yang harus dibuang atau dimusnahkan. Kita harus meniru alam yang tak mengenal sampah. Limbah adalah sumber daya untuk proses lain. Jadi, seharusnya PT BRIL-lah yang harus membayar kepada PD Kebersihan atas jasanya memasok bahan bakar berupa sampah.

Kedua, Pak Otto bertanya, apakah PD Kebersihan tak akan segera bangkrut? Soalnya, tak semua sampah Bandung dapat dimanfaatkan oleh PT BRIL, sehingga PD Kebersihan harus mengeluarkan biaya besar lagi untuk pembuangan sisa sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.

Ketiga, relakah rakyat Bandung membayar lebih Rp 51 miliar per tahun ditambah biaya pembuangan sampah lainnya ke TPA?

Keempat, apakah adil PD Kebersihan dikenai denda jika terlambat membayar, sementara PT BRIL tak dikenai sanksi apa pun bila terlambat mengolah sampah?

Kelima, mengapa teknologi waste-to-energy dengan membakar metan yang terbentuk secara alamiah dalam tumpukan sampah diabaikan? Teknologi ini telah berkembang pesat karena dipacu oleh isu perubahan iklim. Dengan membakar metan yang merupakan gas rumah kaca yang 20 kali lebih kuat dari CO2, PLTSa-metan dapat membantu menangkal perubahan iklim.

Sementara itu, teknologi PLTSa-insinerator yang diterapkan PT BRIL justru menghasilkan CO2 dan menambah bahaya perubahan iklim. Teknologi PLTSa-metan dapat dijual dalam kerangka Protokol Kyoto yang menghasilkan dolar. Sisa bahan organik yang masih ada dapat digunakan sebagai kompos. Hasil yang kita dapatkan ialah listrik, penangkal perubahan iklim, dan dolar dari hasil penjualan pembakaran metan dan kompos.

Teknologi ini sesuai dengan Bali Road Map, sementara PLTSa-insinerator yang menghasilkan CO2 justru menjegal Bali Road Map yang diperjuangkan mati-matian oleh Indonesia dalam Konferensi mengenai Perubahan Iklim di Bali baru-baru ini.

Keenam, mesin menghasilkan listrik untuk siapa? Untuk PT BRIL atau untuk PD Kebersihan, atau dibagi menurut formula tertentu?

Ketujuh, adakah jaminan bahwa mesin yang dibeli PT BRIL dari Republik Rakyat Cina (RRC) itu benar-benar baru? Kini RRC memodernisasi diri dan menjual mesin-mesin tua yang mencemari lingkungan dan tak efisien kepada negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Mesin tua jelas rawan gangguan. Kemungkinan besar kita membeli mesin murah, ingin untung tapi justru buntung.

Kedelapan, mengapa dalam Kerangka Acuan Analisa Dampak Lingkungan (Andal) tidak disebutkan pengukuran background baseline dioksin dan rencana pemantauannya? Selama PLTSa berjalan baik dan tidak terbentuk dioksin, zat racun yang menakutkan. Akan tetapi, risiko terbentuknya dioksin selalu ada, misalnya pada waktu ada gangguan pembakaran sampah dan suhu turun di bawah 800 derajat Celsius.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pengukuran background baseline dioksin sebelum PLTSa dioperasikan dalam wilayah yang diperkirakan akan terkena asap PLTSa. Wilayah ini dapat diperkirakan dengan Gaussian Dispersion Model ataupun model simulasi lain yang sesuai. Pengukuran itu harus dilakukan terus menerus selama PLTSa beroperasi sebagai pemantauan rutin.

Kesembilan, mengapa tak ada rencana pengelolaan risiko kebocoran dioksin? Betapa pun baik perencanaan dan modernnya sebuah mesin, selalu ada peluang terjadinya gangguan. Kita, orang Indonesia, terkenal ceroboh, sampai-sampai pesawat terbang kita dilarang terbang ke Eropa. Banyak insiden lepasnya zat racun terjadi di berbagai negara, antara lain dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Amerika serikat (AS), Inggris, Jepang, dan yang sangat menghebohkan pastilah Chernobyl (Rusia), Donora (AS), Italia. Yang paling mengerikan pastilah tragedi di Bhopal (India) yang menewaskan dan membuat cacat ribuan penduduk setempat. Saat terjadi gangguan pada PLTSa-insinerator dapat terbentuk dioksin dalam kadar tinggi. Risiko ini jelas tak boleh diabaikan oleh Pemkot Bandung dan PT BRIL.

Logika spanduk

Sebelum dan pascadiskusi yang diselenggarakan oleh DPRD Bandung itu, rakyat Bandung dan siapa pun yang berkunjung/melintasi kota Bandung pastilah menyaksikan "operasi spanduk". Selain mengatasnamakan beberapa partai politik, spanduk-spanduk itu juga mengatasnamakan berbagai organisasi masyarakat (Ormas) yang belum pernah kita kenal. Kita tidak tahu apakah ormas-ormas itu tergolong lembaga nyata, lembaga siluman atau gadungan belaka. Isi semua spanduk itu seragam, mendukung penuh PLTSa Gedebage. Kita pun tak tahu pasti, siapa sponsor utama "operasi spanduk" tersebut.

Agaknya dengan sikap PD (percaya diri) tinggi, Pemkot Bandung berpikir bahwa dengan hadirnya secara mendadak "lautan" spanduk berisi dukungan penuh terhadap PLTSa, yang mengatasnamakan beberapa Parpol dan Ormas itu, maka seluruh/mayoritas rakyat Bandung dianggap juga turut mendukung penuh projek bernilai investasi Rp 360 miliar tersebut.

"Operasi spanduk" ini dianggap sebagai wujud demokrasi. Pengambilan keputusan untuk mengoperasikan PLTSa dianggap ditempuh dengan cara yang sangat demokratis, karena sudah "didukung" oleh rakyat melalui "operasi spanduk". Ini namanya "logika spanduk" atau "demokrasi spanduk".

Inikah yang disebut demokrasi semu atau palsu? Semudah itukah rakyat Bandung percaya terhadap "logika spanduk" ini? Bukankah selama ini rakyat Bandung terkenal cerdas, kritis, dan skeptis terhadap setiap pesan yang menerpa mereka melalui media apa pun?

Bila kelak proyek PLTSa itu menimbulkan dampak buruk, misalnya bencana serius seperti yang dikuatirkan oleh Pak Otto tersebut, maka bisa jadi Pemkot dan DPRD Kota Bandung de-ngan enteng berkilah, "PLTSa ini kan keputusan rakyat Bandung sendiri. Masih ingat kan bagaimana dahulu rakyat Bandung mendukung penuh PLTSa ini melalui ribuan spanduk berukuran raksasa yang dipajang di semua penjuru kota ini?"

Semua warga kota Bandung, bahkan orang luar Bandung pun, pastilah setuju dan mendukung penuh kerja keras Pemkot Bandung bersama rakyat kota ini untuk menangani masalah sampah secara ajeg dan profesional. Kita tentu tak mau lagi Bandung meraih "anugerah" dari Menteri Negara Lingkungan Hidup berupa predikat "Kota Terkotor". Kita pun merasa sangat malu kota kita ini dua tahun lalu dijuluki "Bandung Lautan Sampah".

Akan tetapi, hingga kini kita masih sangat penasaran dan terus menanti jawaban ilmiah dari LPM ITB terhadap sembilan pernyataan dan pertanyaan skeptis dan kritis Pak Otto di atas, dan pendapat tiga ilmuwan yang berbicara dalam diskusi tersebut. Kita juga ingin tahu jawaban pihak Pemkot Bandung, PD Kebersihan, dan PT BRIL terhadap kajian kritis para pakar lingkungan tersebut.

Rakyat Bandung juga perlu dan berhak tahu, siapa pemilik PT BRIL, berapa modalnya, dan berapa ahlinya yang akan mengoperasikan mesin tersebut? Apakah para ahlinya cukup berpengalaman mengolah sampah? Apakah perusahaan itu memiliki pengalaman dalam industri pengolahan sampah? Bila, ya, kapan, berapa lama, dan di mana? Perusahaan di negara mana yang ia jadikan sebagai rujukan atau contoh yang bagus ditiru? Apakah PT BRIL mengasuransikan semua penduduk Gedebage dan sekitarnya?

Meskipun ada anggota DPRD Kota Bandung yang menegaskan bahwa PLTSa ini sudah keputusan final, dan pihaknya merasa wajib mengawalnya hingga terwujud, kita, rakyat Bandung, tetap menanti jawaban logis dan ilmiah dari LPM ITB, Pemkot Bandung, dan PT BRIL. Investasi a-wal projek raksasa ini jelas menggunakan uang rakyat Bandung. Nanti, dalam pengoperasiannya, sehari-hari sang operator juga memakai uang rakyat Bandung. Oleh karena itu, Pemkot dan DPRD Kota Bandung harus mau dengan rendah hati mendengarkan, menyimak, dan memerhatikan dengan seksama aneka suara rakyat Bandung.

Janganlah hanya mendengarkan suara mereka yang berpikir dan bertindak Machiavellis (tujuan menghalalkan cara) serta sangat pragmatis, yang terpenting "UUD" ("ujung-ujungnya duit")!

Teknologi PLTSa Diperbolehkan Undang-Undang Pengelolaan

BANDUNG, (PR).-


Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dianggap tidak bertentangan dengan RUU Pengelolaan Sampah. Walaupun RUU tersebut mendorong pengelolaan sampah pada 3R (reduce, reuse, recycle), teknologi PLTSa masih bisa dilakukan, asalkan pembangunannya memenuhi syarat lingkungan, ekologi, tata ruang, pendanaan, dan pelayanan terhadap masyarakat.

Tim Ahli Hukum Penyusunan UU Pengelolaan Sampah Asep Warlan Yusuf mengatakan hal itu ketika ditemui di Fakultas Hukum Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Rabu (13/2). "RUU tersebut sedang dibahas di Panitia Kerja (Panja). Walaupun ada yang yakin April 2008 selesai, saya pesimistis. Paling mungkin Juni 2008," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, pembangunan PLTSa Bandung sebaiknya tidak terburu-buru. "Karena masalah dana dan juga investor itu harus selesai dulu. Apa iya investor yang berminat pada PLTSa hanya PT BRIL? Jangan sampai untuk pengadaan barang dan jasa ini Pemkot Bandung kena masalah hukum di kemudian hari," ucapnya.

Asep mengatakan, daerah di Indonesia yang sudah membangun PLTSa di antaranya Bali dan Pontianak. Sedangkan Batam sedang dalam taraf mengajukan. Dalam RUU Pengelolaan Sampah tersebut nantinya ada standar nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan Kementerian Pekerjaan Umum (PU).Sudah selesai

Sementara itu, Wakil Ketua Tim Amdal PLTSa Muhamad Taufik mengungkapkan, dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sudah selesai dan telah diserahkan ke Badan Pengendali Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung, Senin (11/2). Tim Amdal PLTSa masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari BPLH Kota Bandung kapan amdal tersebut disidangkan.

"Dengan selesainya amdal, PT BRIL sudah bisa mulai membangun. Namun, semua kembali pada Pemerintah Kota Bandung selaku pemberi izin. Kalau setelah ada amdal tidak dibangun dalam tiga tahun, berarti amdal itu hangus. Amdal ini juga sudah dikonsultasikan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan dianggap tidak ada masalah," tuturnya ketika dihubungi via telefon di Bandung, Rabu (13/2).

Taufik mengatakan, dalam amdal tersebut, tim memberi banyak masukan serta pertimbangan untuk PT BRIL agar bisa mengakomodasi kepentingan masyarakat di sekitar pembangunan PLTSa. "Banyak warga yang khawatir dengan pembangunan PLTSa. Kami mempelajari apa saja penyebab kekhawatiran mereka. Kami pun memberikan beberapa masukan untuk PT BRIL yang harus mereka lakukan untuk meminimalisasi ketakutan warga," katanya.

Menurut dia, sejumlah masukan Tim Amdal dalam dokumen tersebut di antaranya, PT BRIL harus menghilangkan ketakutan warga akan truk sampah yang melewati tempat tinggal mereka dengan membuat rute lain. "Ketakutan warga akan bau menyengat juga harus diselesikan PT BRIL. Soal pencemaran yang dikhawatirkan masyarakat, PT BRIL harus bisa menjelaskan secara komprehensif dan harus bisa menepati janji mereka," katanya. (A-154)

Topologi Jaringan

Topologi Jaringan

Topologi rangkaian merujuk kepada bagaimana komputer-komputer tersebut disambungkan secara pemetaan. Topologi rangkaian terbahagi kepada dua jenis iaitu topologi fizikal dan topologi logikal.
Topologi fizikal bagi sesuatu rangkaian merujuk kepada kongfigurasi yang terdapat pada kabel, komputer dan lain-lain periferal (peripherals). Topologi logikal pula adalah merupakan kaedah yang digunakan untuk memindahkan informasi atau maklumat di anatara satu komputer deengan satu komputer yang lain yang terdapat di dalam stesen kerja.
Berikut adalah jenis-jenis topologi yang utama :

  • Topologi Bas atau Linear Bas
  • Topologi Bintang
  • Topologi Gelang Token atau cincin
  • Topologi Pepohon
  • Topologi Hierarki

Tetapi 3 topologi berikut adalah yang paling dominan :

TOPOLOGI BUS
Topologi bus terdiri daripada beberapa komputer yang disambungkan kepada satu kabel utama dengan menggunakan terminator. Kabel yang digunakan adalah kabel sepaksi, (coaxial kabel 50 ohm) dan penyambung RG58. Jarak maksimum kabel adalah 185 meter.

Kebaikan Topologi Bus
Senang untuk menambah atau mengurangkan komputer dan nod tanpa mengganggu operasi yang telah dijalankan.
Kurang kabel dan jarak LAN tidak terbatas.
Murah.
Sesuai untuk rangkaian yang kecil.

Kelemahan Topologi Bus
Jika kabel tulang belakang (Backbone) atau mana-mana nodnya bermasalah rangkaian tidak dapat berfungsi.
Memerlukan terminator untuk kedua-dua hujung kabel tulang belakang .
Sukar mengesan kerosakan.
Perlu pengulang (repeater) jika jarak LAN juah.
Perisian tambahan diperlukan untuk mengelakkan perlanggaran (collision) data

Peralatan yang digunakan

Jenis NIC

Ethernet Card, LocalTalk

Kabel

Coaxial, Twisted Paid, Fiber Optic

Connector

BNC, BNC T-Connector, RJ-45, ST Connector, SC Connector

Terminator

Terminater 50 ohm

Protokol

Ethernet, LocalTalk

TOPOLOGI BINTANG

Topologi bintang menyambungkan setiap node (komputer dan peralatan lain) ke hub atau switch. Data yang dihantar dalam topologi bintang akan melalui hub atau switch sebelum ke destinasinya. Hub juga berfungsi mengawal dan menyelia penghantaran data dalam rangkaian. Kabel yang digunakan adalah kabel pasangan terpiuh (unshielded twisted pair) atau fiber optic.

Kebaikan Topologi Bintang
Mudah untuk menyambungkan kabel rangkaian
Mudah mengenalpasti masalah
Tiada gangguan pada sistem rangkaian apabila menyambung atau membuang peralatan dalam rangkaian.

Kelemahan Topologi Bintang
Memerlukan kabel yang panjang (setiap node satu kabel)
Sekiranya hub gagal fungsi keseluruhan rangkaian tidak dapat beroperasi
Kos pemasangan yang lebih berbanding topologi bus.

Peralatan yang digunakan

Jenis NIC

Ethernet Card, LocalTalk

Kabel

Twisted Pair, Fiber Optic

Connector

RJ-45, ST Connector, SC Connector

Protokol

Ethernet, LocalTalk

Hub/Switch

10Base 8 ports , 10Base 16ports , Ethernet Hub/Switch 8 ports ,
Ethernet Hub/Switch 16 ports

TOPOLOGI CINCIN

Topologi Bintang merupakan topologi yang tertua, ia diperkenalkan dengan pensuisan analog dan digital yang digunakan dalam sistem telefon. Sesuai dengan namanya rekabentuknya berbentuk seperti bintang. Peranti yang biasa digunakan untuk topologi ini ialah hub. Kos awal penyediaan topologi ini adalah lebih tinggi berbanding topologi bas tetapi lebih kurang sama dengan kos topologi cincin. Ini disebabkan topologi star memerlukan pendawaian hub dan pendawaian rangkaian yang lebih basnyak berbandind topologi bas. Walaubagaimanapun ia mudah diuruskan kerana nod-nod yang rosak mudah dikenalpasti. Pembaikan nod yang rosak juga boleh dilakukan terus di rangkaian dan perkhidmatan kepada nod yang lain tidak terjejas.

Kebaikan Topologi Cincin

Penghantaran data laju.
Dapat melayani lalu lintas data yang padat.
Masa untuk mengakses data optimal.
Komunikasi antara terminal mudah.Tiada pelanggaran (collision) data

Kelemahan Topologi Cincin
Jika kabel utama bermasalah rangkaian tidak dapat berfungsi.
Penambahan atau pengurangan terminal sangat sukar.
Sukar mengesan punca kerosakan.

Peralatan Yang Digunakan

Jenis NIC

Token-Ring Card

Kabel

Twisted Pair

Connector

RJ-45

Protokol

Token Ring

Alatan lain

MAU (Multistation Access Unit) untuk menghantar maklumat melalui cincin